Klandestin episode 5
Klandestin
Hari demi hari
sudah berlalu, tahun baru pun sudah lewat. Bulan Januari dan Februari pun telah
usai. Hari-hari berjalan seperti biasanya dimana Liora yang selalu melihat
Dalvin dari kejauhan tanpa memerlukan balasan
11 Maret 2018
Liora sedang
sangat gelisah dan ia sudah tidak sabar untuk membuka pesan itu. Sekarang sudah
pukul 23.45 malam. Liora mengundang teman-temannya untuk menginap dirumahnya
agar ia dapat merasakan kebahagiaan itu bersama sahabat-sahabatnya itu. Sejak pukul
22.00 malam tadi Liora terus mondar-mandir seperti setrikaan. Ia merasa waktu
sangat lambat, ia ingin segera membuka pesan itu.
“Ra, emang ngga
pusing apa mondar-mandir mulu?” ucap Belva seraya mengunyah keripik yang ada di
mulutnya.
“eh Bel, telan
dulu kali” timpal Alettha yang merasa risih dengan keripik yang masih setengah
terkunyah di mulut Belva.
“BELLLVAAAA! Tuh
kan jadi berantakan deh” ucap Sera yang menggebu-gebu karena makanan Belva yang
berserakan.
Disaat teman-temannya
yang sedang asik berantem, Liora tetap mondar-mandir tanpa memperdulikan
teman-temannya itu. Jam di handphone Liora
sudah menunjukkan pukul 24.00.
“eh, udah jam 12
malam nih!” ucap Liora dengan penuh semagat.
Sahabat-sahabatnya
itupun langsung sigap mendekat ke posisi dimana Liora berada. Dan mereka pun
mulai membukanya bersama.
“ayo Ra,
cepetan!” ucap mereka.
Sebenarnya Dalvin
sudah mengirim pesan berkali-kali, namun aplikasi itu sengaja di non aktifkan
oleh Liora agar tidak ada pemberitahuan jika ada pesan masuk.
Isi pesan
Dalvin Aksara
7 Desember 2017
Liora?
Kalo ngga tau
ini siapa, ingat saja siapa yang tadi bantuin bawa buku ke perpustakaan.
Udah tidur ya? Maaf
ganggu.
8 Desember 2017
Kalo tetep ngga
mau bales, yaudah ngga apa-apa.
Sebenernya gue
tau, lo suka kan sama gue? Sebelumnya gue mau minta maaf kalo ini bakal
nyakitin perasaan lo, tapi menurut gue ini lebih baik dari pada lo yang tau
sendiri dan itu bakal lebih nyakitin perasaan lo.
Mungkin, lo pikir
gue ngga tau kalo lo suka ngeliatin gue. Lo udah catat semua jadwal gue, di
hafalin lagi. Gue tau, itu semua biar lo bisa tetap ngeliat gue kan?
Tenang aja, gue
tau ini semua bukan hasil bocoran kok. Gue dan temen-temen gue tau sendiri. Dari
gerak-gerik lo juga ketahuan kali.
Gue bukan mau
menindas lo kok. Cuma pengen kasih tau kalo Gladys itu pacar gue yang selama
ini gue anggap seperti sahabat yang bener-bener udah dekat.
Makasih udah sempetin waktu buat baca pesan ini.
***
Selesai mereka
membaca pesan itu, Liora langsng menaruh ponselnya di meja dan langsung
membaringkan tubuhnya di kasurnya yang empuk itu dengan perasaan yang campur
aduk. Ia sendiri tidak tahu apa yang ia rasakan sekarang. Ia juga bingung
apakah harus sedih, senang, marah atau apa?
“duh Ra sabra ya,
lagian harusnya dari awal tuh lo bilang aja kalau lo suka sama dia” ucap
Alettha.
“ya mau gimana
tha, kan lo tau kalau dari dulu gue ngga pernah berani ngasih tau perasaan gue
ke orang yang gue suka” jelas Liora
“yah jangan
sedih-sedih gini dong! Hmm, biar ngga sedih, gimana kalau kita nonton aja yuk! Baru
deh besok kita jalan-jalan. Lagian kan ini tuh hari libur, harusnya
senang-senang dong! Kita lusa jalan-jalan ke luar kota yuk! Lumayanlah menghilangkan
rasa-rasa sedih di hati ini” ucap Belva yang berusaha untuk menghibur Liora
sahabatnya yang sedang sedih.
“eehh iya bener,
gimana kalau kita ke Bali? Oke ngga tuh?” saran Sera.
“yaudah deh,
terserah kalian aja. Tapi makasih ya, disaat gue lagi sedih kalian pasti selalu
ada buat ngehibur gue. Kalian emang sahabat yang paling baik!” ucap Liora
sambil memeluk semua sahabat-sahabatnya.
***
Ternyata semuanya
masih sama seperti dulu, tidak ada perkembangan. Aku selalu berfikir, aku ini
bukan kupu-kupu yang dapat berubah ke tahap berikutnya. Mungkin, aku ini hanya
seperti seekor kelinci yang tak berubah menjadi apa-apa dan hanya bisa mengejar
sang kuu-kupu.
Mimpi itu
memberikanku sebuah arti. Mimpi itu sedang memberitahu kalau aku tak akan
mendapatkannya. Mengapa? Sama seperti kelinci itu, ia tidak pernah berkata pada
kupu-kupu itu kalau ia akan menyukainya dan akan mengejarnya secara diam-diam
yang tanpa kelinci itu tau kalau kelinci itu takkan mendapatkannya. Tetapi kini
aku telah sadar, kebahagiaanku tidak hanya olehnya, tetapi masih ada orang lain
yang membuatku bahagia.
Ternyata keadaan
tak dapat memutarbalikan kenyataan dan menghidupkan imajinasiku. Tetapi aku suka
dengan cara ini, Klandestin. Secara diam-diam.
Tamat
Komentar
Posting Komentar