Klandestin episode 2

Klandestin
Episode 2

“selamat pagi anak-anak” sapa Pak Joko yang membuat cerita Liora terpotong. Bahkan belum sempat ia ceritakan.

Semua sahabat-sahabat Liora pun menatapnya sinis dan mendengus kesal yang membuat Liora hanya bisa tersenyum kecil. Selama pelajaran matematika berlangsung, Liora terus memikirkan kejadian yang takkan pernah dilupakannya itu.

“nih pakai, buru-buru kan?” kata-kata itu terus berlalu-lalang difikirannya. Liora juga tak bisa menahan senyumnya yang manis itu. Tetapi setiap ia memikirkan Dalvin, ia selalu berfikir kalau ia takkan pernah bisa mendapatkan Dalvin. Ia hanya sekedar mengagumi Dalvin dari kejauhan. Karena ia tahu, Dalvin tidak akan menyukainya. Dalvin tidak akan membalas tatapannya saat ia sedang memandanginya. Dalvin tidak akan tahu kalau ada yang selalu memerhatikannya dan peduli dengannya. Kenyataan itulah yang membuat Liora tak pernah berharap lebih dari Dalvin, melainkan hanyalah seorang yang mengaguminya secara diam-diam.

Pak Joko, yang sedang menerangkan soal matematika itupun menatap Liora dan berjalan kearah Liora karena ia merasa kebingungan dengan tingkah laku Liora yang sangat tak bisa ditebak itu. Alettha yang duduk disampingnya pun sibuk menyenggolnya agar ia cepat tersadar dari lamunannya itu. Tapi, cara yang ia lakukan tak menghasilkan apapun.

“Liora”panggil Pak Joko sekali. “Liora” panggilnya untuk kedua kalinya sambil melambai-lambaikan tangannya didepan wajahnya. “Liora!” panggilnya dengan suara yang sangat keras sambil memukul meja Liora.

“eh, iya pak!” sontak Liora kaget.

“kamu ini ya! Daritadi saya menjelaskan, bukannya memerhatikan malah bengong!” bentak Pak Joko.

“maaf pak, saya lagi nggak konsen nih” kata Liora

“saya maafkan. Tapi kamu harus bisa menjelaskan kembali apa yang saya jelaskan tadi. Bisa?” tanya Pak Joko.

“maaf pak saya nggak bisa, hukum saya saja Pak” kata Liora sambil menundukkan kepalanya karena ia merasa malu dan bersalah.

Sebenarnya Pak Joko tidak ingin menghukumnya, karena Liora adalah salah satu murid kesayangannya, dan ia baru melakukan kesalahan ini untuk pertama kalinya. Jadi, sangatlah wajar jika Liora harus dimaafkan. Tetapi, karena Liora yang meminta, Mau tidak mau ia harus menurutinya. 

“yasudah kamu lari dua puluh putaran sana dilapangan!” kata Pak Joko.

“dua puluh Pak?” sontaknya kaget.

“kamu fikir saya ini bercanda?” tanya Pak Joko.
“engga Pak, engga.” Jawab Liora sambil menuju keluar kelas.

***

“empat….lima….” ucap Liora dengan nafas yang terengah-engah, ia sangat sulit untuk bernafas. Liora mempunyai penyakit asma. Sebenarnya ia tidak boleh terlalu capek, tetapi ia tidak mau berhenti karena ini adalah sebuah hukuman untuknya. Sampai-sampai pada putaran ke sepuluh….

BRUKK!

Liora terjatuh. Penyakit yang dialaminya pun kambuh, rasanya ia sudah tidak kuat lagi. Ia sangat susah untuk bernafas. Yang ia lihat saat ini adalah Dalvin yang sedang berlari entah darimana menuju lapangan untuk melanjutkan permainan basketnya. Baginya, dalam keadaan seperti ini dapat membantunya menahan rasa sakitnya. Dalvin datang kearahnya, namun, ia tidak melirik Liora sama sekali, apalagi membantunya. Sungguh berbeda dari apa yang Liora harapkan, difikirannya ia akan membantu membawanya ke UKS seperti di dongeng-dongeng. Namun apa yang ia dapatkan?  Tiba-tiba saja ada seseorang yang berlari kearah Dalvin dan memberinya sebotol minuman.

Dalvin membalas senyuman gadis itu. Meminum airnya sedangkan si gadis menyeka keringat di wajah Dalvin. Dalvin tertawa ketika gadis itu menyeka wajah Dalvin dengan sedikit dorongan hingga Dalvin sedikit terhuyung. Membuat gadis itu ikut tertawa seraya merangkul lengan Dalvin.

Gadis itu adalah Gladys. Kakak kelas Liora yang memang dikabarkan sedang dekat dengan Dalvin. Dan ia adalah satu-satunya gadis yang berhasil membuat hati Liora tergores akibat perbuatannya. Itu memang tidak salah, karena Liora sadar ia bukan siapa-siapa bagi Dalvin.

***

“kok perasaanku nggak enak ya? Apa jangan-jangan Liora kenapa-kenapa lagi! Aduhh gimana ya? Dia kan punya penyakit asma, sudah pasti dia ga akan kuat lari dua puluh putaran” bisik Sera pada Alettha dan Belva.

“pura-pura ke toilet! Ya, ide bagus!” kata Alettha yang langsung berlari ke arah Pak Joko untuk meminta izin untuk pergi ke kamar kecil. “Pak! Saya izin ke toilet ya Pak! Udah ga tahan nih pak!” ujarnya dengan gayanya yang pura-pura menahan kebelet.

“yasudah, sana” Pak Joko mengizinkan.

Alettha pun langsung berlari ke lapangan. Tak kalah dengan Alettha yang ingin menolong Liora, Sera dan Belva pun ikut mengintip dari jendela kelas. Mereka takut jika terjadi apa-apa dengan Liora, dan Alettha tak dapat membantunya sendirian.

“tha! Tolongin…. Susah banget nafas nih…” ucap Liora saat melihat Alettha yang seperti sedang mencari dirinya. Ia memanggil seperti orang yang sudah hampir meninggal.

Dengan sigap, Alettha langsung menopang Liora untuk pergi ke UKS. Disaat itu juga Sera dan Belva langsung menangkap kejadian itu dan mengadukannya pada Pak Joko.

“Pak! Liora pak, dia sudah hampir mau pingsan tuh pak! Asmanya pasti kambuh tuh pak!” ucap Belva sambil menunjuk-nunjuk ke arah luar kelas dengan panik.

“APA? Ayo cepat kita susul ke UKS” ucap Pak Joko yang sangat panik sekaligus merasa sangat bersalah pada murid kesayangannya itu. Mungkin, jika murid lain yang mengalami kejadian ini, ia tidak akan sepanik ini dan ia juga tidak mungkin akan menyusul murid tersebut ke UKS. Melainkan hanya menyuruh temannya menyusulinya.

***

Sesampainya mereka di UKS, yang mereka lihat adalah Liora yang kejang-kejang seperti orang sekarat dan Alettha yang sedang kebingungan kesana kemari untuk mencarikan obat untuk Liora yang sudah tidak berdaya.

“nah ini dia!” ucap Alettha setelah mencari obat yang ia cari sedaritadi dan memberikannya pada Liora. Dan yang akhirnya membuat Liora lebih tenang.

“Liora seharusnya kamu beritahu Bapak kalau kamu punya penyakit asma, kan jadi ribet urusannya. Oh iya, Bapak juga minta maaf ya Liora, sekarang kamu istirahat aja disini dulu. Alettha,Belva kalian temani Liora dulu ya.” Perintah Pak Joko.

“iya Pak maaf” ucap Liora.

“okedeh pak!” jawab Alettha dan Belva kompak.

“yasudah, Bapak balik ke kelas dulu” ucap Pak Joko sambil berjalan ke arah pintu.


Bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Cerpen Jawaban Alina dan Dodolitdodolitdodolibret karya Seno Gumira Ajidarma

Klandestin episode 3

Analisis struktur Lahir Dan Batin Puisi (Bukan) Hujan Bulan Juni